Ada
seorang gadis kecil hidup di sebuah rumah yang sederhana. Seringkali ia
merasa menyesal dilahirkan di keluarga miskin seperti itu, apa lagi
ketika ia melihat ke seberang lembah dimana terdapat sebuah rumah besar
di bukit dengan jendela yang terbuat dari emas berkilauan tertimpa sinar
matahari. Gadis kecil itu membayangkan bagaimana indahnya jika ia
dibesarkan di rumah dengan jendela-jendela emas itu, dan bukannya di
rumah kecil seperti ia tinggali saat ini.
Suatu
hari ketika ia telah cukup besar dan memiliki ketrampilan yang cukup
untuk keluar dari pekarangan rumahnya, dia meminta ijin pada ibunya
untuk bisa bersepeda di luar pagar rumahnya dan turun menuju lembah.
Setelah memohon-mohon pada sang ibu, akhirnya gadis itu diijinkan
asalkan tidak pergi terlalu jauh dari rumah.
Hari itu
adalah hari yang cerah dan indah, serta gadis itu tahu pasti kemana
tujuannya, dia mengarahkan pandangannya kerumah besar dengan
jendela-jendela emas itu. Namun setelah bersepeda cukup jauh dan menaiki
bukit di mana rumah itu berada, ia sangat kecewa. Setelah dilihatnya
dari dekat, ternyata rumah tersebut tampak tidak terawat dan jendelanya
pun tidak terbuat dari emas, bahkan terlihat kotor. Rumah itu tidak
tampak seperti yang ia lihat selama ini dari jauh, hanya sebuah rumah
yang tidak berpenghuni dan tidak terawat.
Dengan
sedih ia akhirnya memutuskan pulang. Ia memutar sepedanya dan beranjak
untuk kembali ke rumahnya. Saat ia mengangkat wajahnya, gadis itu
tiba-tiba dikejutkan oleh pemandangan di depan matanya. Dari sisi bukit
dimana ia berada saat ini, ia bisa melihat rumah mungilnya, dan jendela
itu.. jendela dimana ia biasa merenung terlihat berkilau bagai emas
ditimpa sinar matahari sore.
Gadis
kecil itu akhirnya sadar bahwa selama ini ia hidup di sebuah rumah
dengan jendela emas seperti yang diimpikannya selama ini. Rumah itu
penuh dengan kehangatan dan cinta dari orangtuanya. Semua yang ia
impikan sebenarnya ada di dekatnya, namun karena ia terfokus pada rumah
lain, ia tidak pernah melihatnya.
Apa yang
dialami oleh gadis kecil dalam cerita diatas seringkali kita alami.
Kita sering memandang rumput orang lain lebih hijau dari rumput di
halaman rumah kita sendiri. Hasilnya, kita tidak bisa mensyukuri apa
yang kita miliki. Jadi, mulai saat ini ayo kita ubah cara kita
memandang, lihatlah bahwa setiap anugrah Tuhan dalam hidup kita adalah
sesuatu yang berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar